Wednesday, August 13, 2014

DIAM!


Kamu bilang pada diri untuk berdiam andai itu bisa menyenangkan lingkungan.
Kamu bilang pada diri untuk menelan semua kenyataan andai itu pengorbanan kepada satu bentuk kepuasan.

Tapi kenapa hujung-hujungnya berdiam seakan menjadi senjata tajam yang menyiat-nyiat tangkai hati?

Kenapa antara berdiam dan bersuara kesannya tetap sama? lalu jalan apakah sebenarnya yang harus kamu coba?

Kamu dah terbiasa mengabaikan rasa kepedihan diri..menelan semua rasa pahit itu mentah-mentah... tapi kamu juga manusia... yang sesekali mahu mengunci mulut daripada disuap rasa pahit itu... meski tiada madu sebagai ubat sampingan, paling tidak air liur bisa menstabilkan kembali rasa pahit yang selama ini sebati dalam urat darah.

++++

Aku tidak mengeluh...
Tidak juga menyalahkan keadaan
Tidak juga menyalahkan orang lain....

Biarlah semua-semuanya aku simpan....

simpan....

dan simpan....

sampai akhirnya nanti aku yang DISIMPAN(mati)

No comments: